SE yang berhasil dihubungi oleh wartawan melalui telepon selulernya menuturkan kronologis peristiwa yang menimpanya. Dia menceriterakan, pada 10 Mei lalu sekitar pukul 10.00 WIB, dia dijemput oleh ibunya dan seorang temannya yang bernama Sari di tempat tinggal mereka di Kampung Pasung, saat suaminya tengah bekerja.
"Dari rumah saya diajak sama ibu dan Sari ini ke Soreang, lalu dari Soreang ke Ciwidey. Sebenarnya sejak dari Soreang juga saya sudah menolak dan berusaha berontak, tapi saya juga takut. Soalnya kalau saya tidak nurut sama kemauan ibu, ibu mengancam akan memenjarakan suami saya," ucap Sri, Minggu (20/5/2012).
Dari Ciwidey, katanya, mereka bertiga menemui seseorang yang bernama Ira. Lantas, Ira dan Sari ini langsung membawanya menuju Lubuk Linggau Sumatera Utara melalui Terminal Leuwipanjang menuju Pelabuhan Merak dan disambung dengan menggunakan kapal feri.
"Ibu telah membohongi saya, katanya saya disuruh kerja di Jakarta. Pekerjaannya juga katanya di toko pakaian dan semua karyawannya juga diwajibkan pakai kerudung. Tapi ternyata saya malah dibawa ke tempat hiburan malam dan disuruh melayani laki-laki hidung belang," tutur Sri.
Di tempat hiburan malam itu, Sri dipaksa bekerja menemami para tamu minum-minuman keras dan berkaraoke. Biasanya dia dan kawan-kawan lainnya mulai bekerja sejak sekitar pukul 17.00 hingga menjelang Subuh.
Sri pun dipaksa memakai pakaian seksi yang memperlihatkan payudaranya dan menindik hidung. "Kalau gaji bulanan saya juga tidak tahu, ada atau tidak. Tapi yang jelas semua uang tips yang saya dapat dari tamu setiap malamnya antara Rp100 ribu sampai Rp200 ribu per malam. Tapi semuanya disetorkan ke atasan saya yang bernama Ki Royom," ucapnya. [inilahjabar.com] >
0 komentar:
Posting Komentar